Perindu Bulan

genre: romansa (bi-love)
perhatikan beberapa term memerlukan kebijaksanaan untuk membaca!

        Sejak kemarin, kepala Jun sudah berputar memikirkan dua hal yang mengganggu kegiatannya sebagai penyidik pribadi. Beberapa kali komplain dari kliennya, seperti bukti yang tidak akurat, membuat Jun harus meneguk beberapa botol alkohol lebih dari biasanya; pun, ia tidak bisa membiarkan pikirannya berdenging terus, tentang perempuan perindu bulan dan semua ide-ide luar angkasanya yang terlihat berlebihan. Jun merindukannya.

        Kendati ia masih memiliki penyelamatnya, Van; lelaki yang memberinya rumah sementara ketika ia pertama kali merantau; atau makanan yang selalu dibeli ketika uangnya benar-benar habis; atau bahkan perasaan nyaman saat masa-masa sulit mengelabuhinya; tetap saja eksistensi Ru yang absen lebih dari 3 bulan di dalam kesehariannya, mulai mendistraksi atensi Jun. Tidak ada lagi cerita tentang bajak angkasa yang beranggotakan berbagai ras alien dari beberapa planet; atau kehidupan tentram dan aman di planet harmony; bahkan ukuran manusia yang sekecil debu, maupun perompak kuat berukuran sebesar galaksi bima sakti; yang memenuhi kuping Jun lagi. Sekarang lelaki berhidung tinggi itu jadi menyesali keputusannya 3 bulan yang lalu, tepat di mana ia menyakiti Ru dengan ucapannya.

        "Maaf Ru, aku harus menjaga jarak denganmu." Kemudian perempuan perindu bulan itu pergi; meninggalkan Jun di dalam ruangannya sendiri. Andai saja, Jun punya sedikit nyali untuk melawan Van dan berbicara tentang 'sebenarnya' kepada Ru, mungkin perempuan itu sudah memandangi bulan kesukaannya di balkon tua apartemen Jun; pun, bersama lelaki berhidung tinggi itu di sampingnya.

        Namun yang terlanjur terbesit di tiap kilatan memori Jun hingga sekarang, hanyalah kekecewaan Ru yang semakin menjadi, setelah selama mereka berdua dekat; yang Jun tau, Ru sudah terlihat sangat berusaha untuk menyimpan sakit hatinya kepada Jun; yaitu perkara Van yang mencintainya.

        "Kau tahu, Jun, kenapa aku lebih menyukai alien ketimbang manusia?" ujarnya kala itu; ketika Ru tak sengaja mengetahui kebenanaran tentang hubungan Van dengan Jun. "Karena jika saling bertemu, kedua spesies itu pasti saling mencari dan mempelajari tiap-tiap bentuk; ulah; pikiran; sampai hidup mereka berasal."

        Perempuan itu tersenyum, menatap bulan di langit malam; terlihat selembut sepoi angin dalam dinginnya; setentram sinar rembulan pada kekakuan hitam malam; sembari berkata, "esensinya, mereka dua berusaha saling memahami satu sama lain."

        Jun menikmati itu; baik tiap ucapan berat dibalik omong kosongnya, mau pun tiap detil perubahan diri Ru. Perempuan itu menyembunyikan kesakitannya pada bualan-bualan alien dan manusia yang saling memahami. Semestinya, Ru hanya tidak ingin merasakan pahitnya realita. Padahal jika boleh mengulang waktu, Jun akan berucap jujur; tentang kesukaannya pada dua jenis kelamin yang sama. Ya, Jun tetap menyukai Van penyelamatnya, mau pun Ru yang mengingatkannya akan keindahan normalitas. Hanya saja, tidak ada manusia yang suka diduakan, bukan?

        "Hai, ini Jun. Jika ada waktu, boleh kita bertemu dan makan-makan bersama?" Pesan suara aktif saat pemilik nomor tujuan Jun tidak mengangkat. Beberapa detik setelahnya, telepon lain masuk; menjawab pesan teks yang Jun kirim tujuh belas menit lalu.

        "Ya, aku sungguhan akan pindah. Terima kasih untuk semua, ya. Aku tetap akan bayar utang-utangku, dan kuharap Kau bisa menemukan pasangan lain yang sama sepertimu; karena ternyata, aku merindukan bulanku; aku tidak bisa kehilangannya."

thanks for reading!


find me on wattpad :

Komentar

Postingan Populer